MATERI KIMIA

Selasa, 14 Desember 2010

KIMIA FISIK

ACARA I
GAS

1. Kelarutan Gas ; The Ammonia Fountain
1.1. Landasan Teori :
Gas yang paling sederhana adalah gas ideal adalah: gas yang memenuh asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. gas ideal terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali
2. Ukuran partkel gas diabaikkan terhadap kuran wadah
3. Setiap partkel gas selalu bergerak dengan arah sebarang
4. Partikel gas terdistribusi marata pada slurh ruangan dalam wadah
5. partikel gas memenuhi hukum Dalton tentang gerak
6. setiap tumbukan yang terjadi bersifat lenting sempruna
Sifat Gas :
Mudah ditekan
Akan selalu memenuhi ruangan yang ditempati
Hukum-hukum yang berlaku pada zat cair berlaku pada gas.
Contoh Hukum Archimedes ( jika suatu benda dicelupkan kedalam zat cair, maka akan mendapat gaya ke atas sebesar zat cair yang dipindahkan ) F > W , dimana F = gaya ketas,W = berat
Pada gas tidak berlaku Tekanan hidrostatis
Disegala titik dalam ruang yang sama mempunyai tekanan gas yang sama besarnya.
Kelarutan gas :
Gas-gas umumnya sedikit melarut kedalam air; sementara yang sukar beraksi dengan pelarut (air) adalah O2,H2,CO,NO dan gas-gas mulia.gas-gas yang cukup tinggi kelarutannya ( dan ada yang dapat bereaksi dengan air ) di antaranya adalah gas-gas seperti NH3,CO2,SO2, dan gas hydrogen-halida.
Kelarutan harus tinggi agar laju absorbsi besar dan kebutuhan pelarut sedikit. Seringkali dipakai pelarut yang sifat kimianya mirip. Pelarut yang bereaksi dengan solute akan memberikan daya larut yang besar, tetapi apabila pelarut harus dipakai berulang kali, maka reaksi harus dapat balik (reversible). Contoh, sejumlah tertentu air murni ditempatkan dalam bejana yang tertutup bersama-sama dengan campuran gas yang terdiri dari ammonia dan udara, pada keadaan yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga temperatur dan tekanannya tetap.
Dimana Amonia sendiri adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Amoniak, NH3 merupakan gas tak berwarna, berbau merangsang ( pesing), dan mudah larut dalam air ( dengan membentuk larut basa). Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9.25). Amoniak dapat dibuat dengan memanaskan campuran NH4Cl ( salmiak;amonium klorida) dan Ca(OH)2 ( kalsium hidroksida). Reaksi yang terjadi:
2 NH4Cl (s) + Ca(OH)2 (s) CaCl2 (s )+ 2H2O (l) + 2NH3 (g).
Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia), oleh karenanya ia segera berdifusi dari gas ke dalam cairan dengan menembus antar muka yang memisahkan gas dari cairan. Molekul ammonia yang masuk kedalam cairan, karena gerakan molekulnya akan berdifusi ke dalam curah cairan dan pada saatnya tersebar di seluruh cairan. Sebagian dari molekul ammonia akan mendifusi kembali ke dalam fasa gas dan laju dari peristiwa ini akan tergantung pada konsentrasinya di dalam cairan pada antar muka.dalam pemanfa’atannya amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin.
Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C). Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia.
1.2. Tujuan Praktikum :
1) Untuk menentukan Gas terlarut dalam Air.
2) Bertujuan untuk menghasilkan semburan Gas Ammonia ( NH3).
1.3. Alat dan bahan :

1) Labu ukur 6) sumbat
2) Gelas kimia 7) Pipet tetes
3) Klem 8) Permanas
4) Statip 9) Pipa karet
5) NH4Cl, NaOH, Indikator PP 10) Aquadest
1.4. Prosedur ;
1. Set alat seperti gambar. Perhatikan pipa terpasang dalam labu dengan baik dan mencapai ujung/puncak (mendekati dasar labu).labu dalam keadaan kering
2. Isi gelas kimia dengan air sekitar sepertiga-seperempat bagian dan tambahkan beberapa tetes Indicator phenolphthalein (PP)
3. Isi penetes/penyerot dengan air
4. Isi labu dengan ammonia mengikuti proses berikut :
a) Masukkan 1 sendok penuh Ammonia klorida dan 1 sendok penuh Sodium hidroksida kedalam tabung reaksi besar
b) Secara perlahan panaskan tabung dengan mengunakan pelindung (masker) atau pada area yang berventulasi baik dan langsung menghasilkan ammonia ke dalam labu kering. Setelah kamu yakin semua gas hilang dari labu, kemudian kumpulkan gas ammonia sampai labu penuh.
5. Pasang lem atau penjepit pada pipa untuk menghalangi gas masuk dan keluar dari labu
6. Pasang labu dengan terbalik pada gelang statip
7. Pasang pipa panjang dari labu ke gelas kimia.pipa harus mencapai mendekati dasar gelas kimia
8. Apabila anda sudah siap memulai,lepaskan klem/penjempit
9. Memulai reaksi dengan menyeprotkan air dari penyemprot atau penetes ke dalam labu
10. Akan menghasilkan semburan air dari gelas kimia kedalam labu melalui pipa
1.5. Hasil Praktikum :
1.6. Pembahasan :
Dalam praktikum Kelarutan Gas ; The Ammonia Fountain ini adalah bertujuan untuk menghasilkan semburan gas ammonia dan menentukan ammonia terlarut dalam air, dalam proses prakteknya harus hati-hati dan dibutuhkan alat dan bahan atau masker yang cukup aman,karena gas ammonia adalah gas yang berbahaya bagi kesehatan paru-paru bahkan dapat menyebabkan kematian. Ammonia sendiri adalah salah satu senyawa yang sangat dibutuhkan dalam industri pupuk. Senyawa ini dibuat melalui reaksi antara gas nitrogen dan gas hidrogen.
Reaksinya : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
nitrogennya berasal dari udara dan hidrogennya berasal dari Natural Gas.
Dengan jelas kita ketahui bahwa Reaksi tersebut berjalan sangat lambat pada suhu rendah, sedangkan pada suhu tinggi gas NH3 yang dihasilkan cenderung terurai kembali menjadi gas nitrogen dan gas hidrogen. Atas dasar itulah, diperlukan suatu kondisi yang memungkinkan agar reaksi dapat berlangsung cepat pada suhu rendah.
Gas NH3 bersifat mudah larut (bereaksi) dengan air membentuk larutan Amonium Hidroksida, NH4OH (aq) bersifat basa, dan dengan indikator fenolftalein (PP) memberikan warna merah
Untuk menunjukan sifat ini, langkah kerja yang kami lakukan adalah mengikuti prosedur kerja yang sudah ada dipetunjuk praktikum yakni langkah pertama set alatnya dan menyumbat labu yang sudah kering hal ini dilakukkan untuk mengindari menempelnya ammonia.labu yang berisi gas NH3,disumbat dengan karet berlubang. dengan segera mencelupkan ujung pipa kedalam gelas kimia yang berisi air yang telah dibubuhi 3-4 tetes indikator PP .Pemilihan indikator PP ini adalah karena titrasi ini merupakan titrasi asam lemah oleh basa kuat yang memiliki titik ekuivalen diatas 7. Hal itu cocok dengan rentang perubahan pH dari indikator PP .Indikator PP tidak bewarna dalam suasana asam dan bewarna merah muda dalam suasana basa.Keluarkan air dari pipet kecil (pada sumbat) hal ini dilakukkan untuk memancing semburan air dari gelas kimia ( bak ). Semburan air mancur akan berwarna pink,dimana warna pink disini adalah berfungsi sebagai formalitas saja untuk menarik perhatian dalam proses praktikum
Pada prosedur kerjanya, tabung yang dimaskukan 1 (satu ) sendok penuh Ammonia Klorida dan 1 ( satu ) sendok penuh Sodium Hidroksida kedalam tabung reaksi besar setelah dipanaskan akan memuai, karena memuai suatu massa tertentu, gas ( udara) menempati ruang lebih banyak sehingga kerapatannya menurun .hal inilah yang menyebabkan gas yang dipanaskan naik ke atas dan terjadi semburan berwarna pink diatas labu. ini terjadi karena gas bergerak secara acak. pergerakkan gas yang relatif acak dan tidak teratur menyebabkan tekanan gas berubah sesuai dengan perubahan volume dan suhu sistem.dari pipa terjadi pergerakan menuju ke atas labu diakibatkan adanya suatu gaya dimana gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak.atau adanya gesekan atau tekanan dari air yang telah di panaskan karena air yang dipanaskan didalam gelas kimia memiliki massa jenis yang lebih kecil daripada air dinggin, karenannya gaya apung ke atas melebihi gaya total kebawah. Pada percobaan terbentuk seperti air mancur karena tekanan gas keseluruh arah ( hukum pascal ). dan naiknya ini karena ada gaya kapilaritas Indikator ,adalah suatu zat yng mempunyai warna tertentu dalam suatu daerah pH. Dan peristiwa naiknya ammonia merupakan salah satu dari perilaku gas itu sendiri.
1.7. Pertanyaan dan Jawaban :
1. Mengapa reaksi tidak dapat bekerja jika labu basah?
Jawab :
karena larutan gas yang direaksikan kali ini adalah gas ammonia dimana ammonia sendiri gas yang bersifat mudah larut (bereaksi) dengan air membentuk larutan Amonium Hidroksida, NH4OH (aq) bersifat basa. nah jika labu dalam keadaan basah atau adanya mengandung air maka ammonia mudah bereaksi dengan air yang ada dilabu, jika hal ini sudah terjadi akan menyebabkan air dalam gelas kimia terhenti atau tidak dapat masuk kedalam labu,
2. Tuliskan persamaan reaksi tersebut?
Jawab :
reaksinya :
NH3 (g) + H2O (l)  NH4OH (aq)
Dengan Jelas terlihat reaksi diatas, bahwa gas ammonia ketika di reaksikan dengan air menghasilkan Amonium hidrosida,ini menandakan ammoniak mudah larut (beraksi) dengan air. Karena ammonia memiliki moment divol sehingga dapat berperan sebagai basa atau ligan dalam Sebagian amonia juga bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.
3. Terangkan reaksi pembentukan gas ammonia tersebut?
Jawab :
Reaksi pembentukan :
NH4Cl (s) + NaOH(s) NaCl (s )+ H2O (l) + NH3 (g).

Dimana Amonia sendiri adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Amoniak, NH3 merupakan gas tak berwarna, berbau merangsang ( pesing), dan mudah larut dalam air ( dengan membentuk larut basa). Amonia umumnya bersifat basa, namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah. ammonia sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup
4. Cari dan terangkan contoh-contoh gas lain yang larut dalam air?
Jawab :
Contoh-contoh gas yang larut dalam air selain gas Ammonia adalah sebagai berikut :
Gas klorin,Cl2 merupakan gas beracun dengan sifat diantaranya berwarna hijau-kekuningan,dapat larut dalam air (disebut air klor), dapat mencair bila didinginkan/dimampatkan, sangat reaktif dengan beberapa senyawa, dan bersifat racun.
Gas klorin.Cl2 dapat dibuat di laboratorium berdasarkan pada salah satu reaksi berikut ini :
(1) MnO2 (s) + 4 HCl (aq)  MnCl2 (aq) + 2H2O (l) + Cl2 (g)
(2) 2 KMnO4 ( s) +16 HCl (aq) 
2 KCl (aq) + 2 MnCl2 (aq) 8H2O (l) + 5 Cl2 (g)
Catatan : gas SO2 lebih berat 21/2 kali dari udara; sehingga dapat ditampung didalam sebuah tabung reaksi tegak.
Bromin atau brom,Br2 merupakan cairan kental merah-kecoklatan, mudah menguap dengan bau merangsang, dapat larut dalam air ( disebut air brom atau aqua-bromata), dapat larut dalam pelarut CS2 (larut berwarna coklat), dan bersifat reaktif ( tetapi tidak sehebat Cl2)
Brom dapat dibuat dilaboratorium dengan menuangkan H2SO4 6 M kedalam campuran serbuk NaBr dan serbuk MnO2 ( dengan perbandingan mol sebesar 2:1 ),Dan selanjutnya dipanaskan secara perlahan.
Reaksi yang terjadi :
2 NaBr (s) + MnO2 (s) + 3 H2SO4 (aq) 
MnSO4 (aq) + 2 NaHSO4(aq) + 2H2O (l) + Br2(g)
Uap Br2 dapat ditampung langsung pada tabung reaksi dingin (tercelup dalam air es). Atau dapt lansung dialirkan kedalam botol coklat berisi aquades ( diperoleh :air brom atau aqua-bromata )
Catatan :
Air brom stabil ditempat yang gelap;adanya cahaya menyebabkan trjadinya reaksi dengan air seperti berikut :
2 Br (aq) + 2 H20 (l)  4 HBr(aq ) +O2 (g.)




2. Difusi Gas
2.1. Landasan Teori :
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Difusi merupakan aliran fisik dari suatu zat dan berlangsung dengan kecepatan tertentu. Komponen yang terdifusi meninggalkan ruang dibelakangnya, dan untuk menempati lokasi baru pun ia memerlukan ruang.
Sifat bahan difusi dan aliran menyebabkan terdapatnya situasi:
1. Hanya satu komponen A yang berpindah dari atau ke muka, dan aliran total.
2. Sama dengan aliran A, contoh dari situasi ini adalah absorbsi satu komponen dari gas ke zat cair.
3. Difusi komponen A didalam campuran itu diimbangi oleh aliran komponen B yang jumlah molnya sama tetapi arahnya berlawanan sehingga tidak adaaliran molar netto. Hasil ini biasanya terdapat pada distilasi, yang berarti pula tidak ada aliran volume netto didalam fasa gas. Tetapi didalam zat cair umumnya terdapat aliran volume atau aliran massa netto yang disebabkan oleh adanya densitas molar.
4. Difusi A ke B berlangsung berlawanan arah, tetapi fluks molarnya tidak sama. Situasi ini sangat sering ditemukan pada difusi species yang bereaksi secara kimia kepermukaan katalis atau dari permukaan itu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
a. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
b. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
c. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
e. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Besaran-besaran difusi
Ada lima konsep yang digunakan dalam difusi:
i. Kecepatan u, panjang/waktu.
ii. Fluks melintas bidang N, mol/luas-waktu
iii. Fluks relatif terhadap kecepatan nol J, mol/luas-waktu
iv. Konsentrasi c dan densitas molar , mol/volume (fraksi mol juga dapat digunakan).
v. Gradien konsentrasi dc/db, dimana b adalah panjang lintas tegak-lurus terhadap luas yang dilintasi oleh difusi yang berlangsung.
Laju aliran molar, kecepatan dan fluks. Jika fluks molar total, dalam mol persatuan luas pada arah tegak lurus terhadap suatu bidang stasioner dinamakan N, dan kecepatan rata-rata volumetrik uo, maka: Dimana : = Densitas molar campuran itu.
pernyataan hukum pertama Fick tentang difusi untuk campuran biner, hukum ini berdasarkan atas tiga keputusan: Fluks dalam mol/luas-waktu. Kecepatan difusi adalah relatif terhadap kecepatan rata-rata volume. Potensial pendorong adalah konsentrasi molar (mol komponen A persatuan volume)
Untuk gas ideal DAB = DBA. Untuk suatu zat cair akan mempunyai diffusivitas yang sama dengan halnya gas ideal jika densitas dari kedua cairan itu adalah sama. Bentuk umum persamaan difusi yang memberikan refluk total terhadap suatu bidang tetap yaitu : persamaan dasar untuk perpindahan massa dalam fasa fluida yang tak turbulent. Persamaan ini memperhitungkan kuantitas komponen A yang dibawa oleh aliran-lindak konveksi fluida dan kuantitas A yang berpindah karena difusi molekuler. Sifat vektor daripada fluks dan muka/ke arus gas, dan komponen uap dalam keadaan dimana terdapat gas yang tak mampu kondensasi. Banyak pula contoh yang menyebabkan terjadinya aliran konveksi kearah antar muka.
2.2. Tujuan Praktikum :Untuk menghitung hasil Laju kecepatan difusi gas dan perbandingan antara data percobaan dengan data teorinya
2.3. Alat dan Bahan :
a. Selinder 100 ml
b. Kertas lakmus,batang pengaduk
c. Sumbat katun
d. Plastic wrap
e. HCl
f. NH4OH
2.4. Prosedur :
1. Bersihkan dan keringkan dua bagian/ujung selinder 100 mL
2. Dengan batang gelas,maukkan potongan dari kertas lakmus biru ke dalam salah satu selinder.dorong keras ke dasar selinder
3. Tempatkan selinder pada sisi lain, kerjakan dengan segera prosedur berikutnya
4. Celupkan potongan kain katun kedalam HCl ( Hati-Hati ) dan taruh dibagian ujung terbuka ( mulut) selinder.
5. Dengan cepat tutup mulut dengan ketat mengunakan potongan plastik wrap
6. Segera setelah sumbatkatn dimaskukan, memulai menghitng waktu. Catat waktu yang diperlukan gas HCl untuk bergerak/berjalan di sepanjang selinder dan sampai kertas lakmus biru menjadi merah
7. Ulangi demonstrasi tersebut dengan keras lakmus merah dan sumbat katun dicelupkan kedalam NH4OH
2.5. Hasil Paktikum :
Penghitungan :
Rumus : Kecepatan,V = jarak dibagi waktu yang ditempuh,
secara matematis dapat dituliskan : V = S
t

Maka : dari teori V HCl : V NH4OH =1,22
Jadi perbandingan rasio antara laju dari data eksperiment dengan rasio dari teori adalah : 1,46 : 1,22 adalah 0,24

2.6. Pembahasan :


2.7. Pertanyaan dan jawaban :
1. Mengapa perhitungan rasio dari data ekperiment berbeda dengan rasio secara teori.?
Jawab :
Disebabkan karena adanya salah penafsiran mmentapkan alat dan bahan, baik jumlah,jenis maupun takarannya,dan bebrapa faktor yakni dari :
Sisi Alat dan bahan : Mungkin alat yang digunkan belum terlalu higenis atau bersih dari kotoran maupun debu yang menempel di alat tersebut,sedangkan di bahan mungkin takaran yang digunakkan belum tepat,atau berlebih. Misalnya,ambilah maks 2 tetes indikator,tetapi yang diambil 1,5 tetes dll.
dari sisi yang melakukkan peraktikum: dalam percobaannya dia ceroboh,kurang teliti dan tidak ada rasa keingintahuan atau tidak ada keseriusan dalam melakukan langkah-langkah kerja paraktikum itu. hal inilah yang menyebabkan antara perhitungan rasio data experiment dengan teorinya berbeda.!
2. Apa hubungan antara massa gas dan laju difusi?
Jawab :
adalah dimana akar kuadarat dari massa molekul gas berbanding terbalik dengan laju difusinya.
3. Mengapa harus mengunakan selinder kering untuk demonstrasi?
Jawab :
Untuk lancarnya proses reaksi berlangsung, alat haruslah bersih dan terutama kering,yang namanya basah pasti mengandung yang namanyavair. karena apabila selinder basah akan menghambat laju gas untuk menuju tujuan,misalnya ini ke kertas lakmus, sebab gas tersebut sebelum tiba ke kertas lakmus, akan bereaksi duluan dengan air yang mengendap atau menepel pada selinder basah tersebut.


ACARA II
KINETIKA

3. Dekomposisi Katalitik Hidrogenperoksida ; Membentuk Busa
3.1. Landasan Teori :
Teori Kinetik Molekular Gas
Menurut teori ini, gas memberi tekanan saat molekul-molekulnya menumbuk dinding wadah. Semakin besar jumlah molekul gas per satuan volume, semakin besar molekul yang menumbuk dinding wadah, dan akibatnya semakin tinggi tekanan gas. Asumsi teori ini adalah sebagai berikut.
1. Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak random.
2. Tidak terdapat tarikan maupun tolakan antar molekul gas.
3. Tumbukan antar molekul adalah tumbukan elastik sempurna, yakni tidak ada energi kinetik yang hilang.
4. Bila dibandingkan dengan volume yang ditempati gas, volume real molekul gas dapat diabaikan.
Dalam teori kenentik, sifat yang dipandang dari sifat rata-rata dari gerakan tiap partikel zat
1. Zat padat
Molekul-molekul atau atom-atom dalam zat padat terkait erta di tempatkan masing-masing dengan gaya molekuler sehingga membentuk suatu kristal
Masing-masing partikel melakukan getaran harmonis ( vibrasi) disekitar titik sembarangnya
Makin tingi temperatur benda,makin hebat getaran-gataran molekuler tersebut, bahkan bila suhu benda mencapai titik leburnya,susunan kristal menjadi rusak karna sangat hebatnya getaran. Sehingga dalam keadaan ini zat berubah wujud dari padat menjadi cair
2. Zat cair
Molekul-molekul atau atom-atom dalam zat cair tersusun agak rapi. Disamping tiap-tiap partikelnya mengadakan vibrasi,juga ada gerakan translasi kesegala arah
Zat cair mempunyai volume tetap karena dukumpulkan menajadi satu oleh lapisan permukan zat cair, gaya molekuler masih dirasakan dalam keadaan cair tetapi lebih kecil bila dibandingkan dengan kedaan padat
Makin tinggi temperatur zat cair,makin cepat gerakan translasinya. Baik ada yang mampu menembus permukaan zat cair.peristiwa ini dinamakan menguap
3. Gas
Molekul-molekul atau atom dalam gas bergerak bebas kesegala arah. Jarak antar molekul relatif besar.sehinggagaya molekulernya dapat diabaikkan
Molekul-molekul gas akan selalu memenuhi ruangan, sehingga volume gas tergantung dari volume yang ditempati. Makin tinggi temperatur gas ,makin cepat molekul-molekul gas itu bergerak. Sehingga tekanan gas didalam ruan itu bertambah besar.
Katalisis
adalah peristiwa peningkatan laju reaksi sebagai akibat penambahan suatu katalis. Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi (Ea)reaksi, tetapi ia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
Gambar :





Katalis merupakan zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi, namun ia sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika reaksi selesai, kita akan mendapatkan massa katalasis yang sama seperti pada awal kita tambahkan.
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan harga energi aktivasi (Ea). Salah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan jalan menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis. Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara permanen.
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang direaksikan.
Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan di atas tanda panah, misalnya.
2 KClO3 (g) +MnO2–> 2 KCl (s) + 3 O2 (g)
H2 (g) + Cl2 (g) –arang–> 2 HCl (g)
Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Sedangkan katalisator Berdasarkan wujudnya, katalis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu katalis homogen dan katalis heterogen.
a. Katalis heterogen
Katalis heterogen berada dalam fasa yang berbeda dengan pereaksi; biasanya ada dalam bentuk padatan. Katalis heterogen biasanya melibatkan pereaksi fasa gas yang terserap pada permukaan katalis padat.
Terdapat dua jenis proses penyerapan gas pada permukaan padat, yaitu adsorpsi (penyerapan zat pada permukaan benda) dan absorpsi (penyerapan zat ke seluruh bagian benda).
Contoh:
Katalis berwujud padat, sedangkan pereaksi berwujud gas.
• 2SO2 (g) + O2 →2SO3 (g)
• C2H4 (g) + H2 (g) →C2H6 (g)
b. Katalis homogen
Katalis homogen adalah katalis yang berada dalam fasa yang sama dengan molekul pereaksi. Banyak contoh dari katalis jenis ini baik dalam fasa gas maupun dalam fasa cair atau larutan.
Contoh:
• Katalis dan pereaksi berwujud gas
Misalnya : belareng dioksida,2SO2 (g) + O2 (g) →2SO3 (g)
• Katalis dan pereaksi berwujud cair
Misalnya : Hidrogen Peroksida .2H2O2 (aq) → H2O (l) +O2 (g)

Hidrogen Peroksida (H2O2­),
adalah cairan benih,agak lebih kental daripada air, yang merupakan oksidator kuat,dimanfa’atkan sebagai bahan pemutih,sifsinfektan dan sebagai bahan bakar rocket. H2O2, tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air.dalam keadaan normal H2O2 sangat stabil dengan laju dekomposisi kurang dari 1% per-tahun.
Mayoritas pengunaan H2O2 adalah dengan memanfa’atkan dan merekayasa dekomposisinya, yang intinya menghasilkan okisgen,selain menghasilkan oksigen dekomposisi H2O2 juga menghasilka H2O dan kalor\panas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida, H2O2 adalah :
a. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
b. Katalis, seperti Fe,Cu,Pb,Mn
c. Temperatur,laju dekomposisi H2O2 naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10 °C
d. ( dalam range temperatur 20-100°C)
e. Makin tinggi pH laju dekomposisi semakin tinggi
3.2. Tujuan Praktikum :
Untuk menghasilkan gas Hidrogenperoksida yang membentuk larutan bersifat koloid/Busa
Untuk mengetahui larutan yang berperan sebagai pengkatalis.
3.3. Alat dan Bahan :
Gelas piala 500 ml
Bak
H2O2
3.4. Prosedur:
1. Tempatkan gelas piala besar ( 500 mL) pada plastik tray/ember atau kedalam bak cuci laboratorium
2. Tuangkan sekitar 30mL hydrogen peroksida 30 5 kedalam gelas piala
3. Tambahkan sektar 1 ( satu) sampai 4 (empat) sendok KI
3.5. Hasil praktikum dan pembahasan :
Larutan H2O2
Penambahan Deterjen dan Pewarna Makanan
Ditambahkan KI
Warna Bening
Bening Berubah menjadi warna Merah muda
Terbentuknya Busa yang melimpah
Pembahasan :
Pada percobaan dekomposisi katalitik H2O2 ini pada langkah awal praktikum dengan menambahkan pewarna makan dan deterjen terjadi perubahan warna yakni H2O2 yang berwarna bening setelah di dicampurkan, warna larutan menjadi merah muda, karena deterjen merupakan larutan basa, makin tinggi pH (makin basa ), maka laju dekomposisi hidrogen peroksida, H2O2 pun semakin tinggi.dan hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat yang mudah beraksi Setelah terjadi perubahan warna tersebut, selanjutnya penambahan beberapa sendok KI membentuk Busa,beraroma khas,hal ini disebabkan karena pada penambahan KI adanya Molekul-molekul gas memenuhi gelas kimia, sehingga volume gas berubah dari volume awalnya. Dan dipengaruh tumbukkan gas,temperatur gas dan adanya tekanan gas menyebabkan molekul-molekul gas itu bergerak. Keatas gelas kimia. tekanan gas didalam gelas kimia tersebut bertambah besar adanya ion Iodida,I- yang terjadi secara terus berulang-ulang sampai ion iodida yang terbentuk habis.dimana dalam reaksinya terbentuk dalam dua tahap ketika direaksikan dengan I,yakni :
H2O2 (aq) + I- (aq) H2O (l)+ OI -(aq)
H2O2 (aq)+ IO -(aq)  H2O (l) + O2 (g) + I- (aq)
3.6. Pertanyaandan jawaban ;
1. Bagaimana katalis bekerja ?
Jawab :
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali
Katalis berfungsi mempercepat reaksi Dan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang direaksikan.
2. Apa yang terjadi dengan KI
Jawab :
Kalium Iodida,KI mengalami penyesusaian menjadi
KI  K+ + I-
Ion iodida (I-) dan KI bereaksi dengan H2O
3. Bagimana dapat melaporkan dari besarnya jumlah busa yang dihasilkan.?
Jawab :
Jelas bahwa, akibat menguapan ini, jumlah Volume akhir dengan jumlah Volume awal berbeda atau terjadi pengurangan ketika busa mulai keluar dari mulut gelas kimia.
4. Apa bukti-bukti iodine terbentuk disini?( Warna coklat dari busa)
Jawab :
Yakni setelah penambahan Kalium iodida,KI bahwa terlihat dan tercium aroma bau yang khas kita cium dan adanya busa yang keluar meluap begitu banyak dari gelas kimia dengan warna coklat tua dari busa tersebut
4. Reaksi Traffic Linght
4.1. Landasan Teori :
Suatu reaksi terjadi karena adanya tumbukkan,bila temperatur dinaikkan maka gerak molekul reaktan akan lebih cepat, tumbukkan makin terjadi dan makin keras sehingga menghasilkan tenaga kinetik. Teori tumbukkan menerangkan pengaruh kondisi reaksi terhadap laju, bila suatu reaksi terjadi antara dua partikel, maka dapat dipastikan keduannya bertumbukkan, sehingga semakin banyak tumbukkan yang akan terjadi maka laju reaksi bertambah,namun hanya beberapa tuumbukan yang menyebabkan suatu reaksi, karena tidak semua partikel mempunyai energi yang cukup untuk melkukkan reaksi. Untuk dapat beraksi perllu tenaga-tenaga minimum disebut Energi aktivasi,(Ea) yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak energi untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah.
4.2. Tujuan Praktikum :
Untuk membuktikkan adanya reaksi yang warnanya berubah-ubah akibat dari energi kinetik .
4.3. Alat dan bahan :
1. Labu ukur 250nml 2 buah
2. Pengaduk
3. Glukosa
4. NaOH
5. Aquades
6. Indigo Carmine Indikator 1 %

4.4. Prosedur :
1. Masukkan 50 ml larutan A ke dalam labu 250 mL
2. Tambahkan 5-10 ml lartan indikator
3. Tutup lab tersebut
4. Pada awal demonstrasi, larutan berwarna kuning
5. Labu digerakkan/diadk secara perlahan-lahan untk menhaslakan warna merah
6. Labu digerkan dengan cepat ntk menghaslakan warna hijau.
4.5. Hasil dan Pembahasan :


Setalah di gerakkan Menghasilkan reaksi traffic light,seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

Pembahasan :
Dalam praktik ini bertujuan untuk Untuk membuktikkan adanya reaksi yang warnanya berubah-ubah akibat dari energi kinetik dalam selisih waktu tertentu.dengan hasil warna kuning menjadi merah,merah mejadi hijau.
Pada saat demonstrasi awal yakni ketika penambahan 5-10 tetes ml larutan indicator indigo carming pada 50 ml larutan A (3 gram dextrose (glukosa ) dan 5 g NaOH dalam 250 ml aquadest)
didalam labu 250 ml,larutan berwarna kuning, ini menandakan adanya reaksi terjadi karena adanya reaksi dari kedua larutan yang saling bertumbukkan setelah warna kuning kita dapatin, seterusnya di gerakkan secara perlahan-lah sehingga lama-kelamaan menghasilkan warna yang berbeda yakni dari warna kuning menjadi warna merah,begitu di gerakkan lagi dengan cepat menghasilkan warna hijau, sehingga kami sebut reaksi lampu lalu lintas,hali ini disebabkan karena pada saat digerakkan larutan maka dapat dipastikan keduannya bertumbukkan antar dua partikel antara Larutan A dengan larutan indikator didalam labu ukur tersebut,sehingga semakin gerakkan yang kita lakukkan tumbukkan yang akan terjadi maka laju reaksi bertambah,sehingga larutan ini tiap-tiap digerakkan.tiap-tiap itu pula warnannya berubah
4.6. Pertanyaan dan jawaban :
1) Tunjukkan persamaan reaksi kimia dari reaksi tsb?
Jawab :
2) Apakah rekasi ini reaksi redoks?,jika benar, tunjukkan apa sebagai oksidator dan reduktor.!
Jawab :
3) Jelaskan apa yang terjadi ketika labu digerakkan?
Jawab :

5. Autokatalisis
5.1. Landasan Teori :
Autokatalis
Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang dapat berperan sebagai katalis.
Contoh:
MnSO4 yang dihasilkan dari reaksi kalium permanganat dengan asam oksalat dalam suasana asam merupakan autokatalis reaksi tersebut.
2 KMnO4(aq) + 5 H2C2O(aq) + 3 H2SO4(aq) →
2 MnSO4(aq) + K2SO4 (aq) + 8H2O(l) + 10 CO2(g)
Disamping itu, ada beberapa zat yang dapat memperlambat suatu reaksi. Zat tersebut dinamakan antikatalis, karena sifatnya berlawanan dengan katalis. Dalam autocatalysis produk reaksi itu sendiri merupakan katalis untuk reaksi yang mengarah ke umpan balik positif
5.2. Tujuan Praktikum :
Untuk mengetahui larutan mana yang sebagai katalis maupun autokatalisis
5.3. Alat dan bahan :
1. Gelas kimia
2. Pengaduk
3. Tabung selinder/gelas piala
4. Pipet tetes
5. H2SO4.pekat
6. Potassium klorat
7. Na2SO3
8. indikator bromopheno biru
5.4. Prosedur :
1) Membuat larutan asam sulfat
2) Masukkan 50 ml air dalam gelas kimia
3) Tambahkan 4 g potassium klorat, 12,5 g Na2SO3 ,dan sejumlah kecilm (sekitar 5 mg) indikator bromopheno biru
4) Pada gelas kimia kedua, tambahkan 4 mL asam asetat daam 50 ml air.
5) Secara perlahan, aduk dengan konstan, tambahkan larutan asam dari gelas kimia kedua dalam larutan gelas kimia pertama. Aduk sampai terlarut/bercampur sempurna. Larutan akan berwarna biru violet
6) Isi gelas piala 100 ml dengan larutan
7) Secara hati-hati tambahkan dua tets larutan asam asetat kebagian atas cairan dalam selinder
8) Dengan segera akan munculwarna kuning pada permukaan larutan, dan warna kuning-biru akan terbentuk pada antar permukaan (interface)
9) Amati untuk beberapa menit selama antar muka kuning-biru bergerak/mengendap pada dasar gelas piala
5.5. Hasil Praktikum :
Larutan I + Larutan II
Larutan menghasilkan warna kuning dan terdapatnya Interface

5.6. Pembahasan :
Dalam percobaan ini,tahap awal yang dapat dilakukan adalah membuat larutan sulfat dengan mengencerkan larutan terlebih dahulu dengan menambahkan 10 ml asam sulfat.H2SO4,pekat dalam 35 ml air, setelah larutan asam sulfat dibuat. Dalam gelas kimia yang kosong dimasukkin 50 ml,ditambhkan potansium klorat ditambhkan Na2SO3 beberapa gram,dimana pada penambahan kedua larutan ini menghasilkan larutan berwarna yang menandakan bahwa kedua laritannya beraksi,langkah selanjutnya sekitar 5 g indicator bromophenol biru di tambhkan, dan hasilnya yang terdapat interface antara warna kuning dan biru, perubaha dimana warna kuning ini dalam pereaksi asam,dan adanya proses autokatalisis, yang berperan sebagai katalis yakni warna ini disebalkan adanya reaksi redoks,reaksinya :
ClO3- + 3HSO3-  Cl- + 3 SO42- + 3H+
(Biru) (kuning)
Reduktor
Oksidator
Dimana reaksi diatas berlangsung dalam susana asam, dan terlihat jelas bahwa terjadi perbedaan pH antara reaktan dengan Produk. Pada langkah kerja berikutnya ditembahkan beberapa tetes asam sulfat, pada permukaan produk,sehingga menghasilkan produk asam,seperti pada reaksi :
SO22- + H +  HSO3-.
5.7. Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan reaksi autokatalisis?
Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang dapat berperan sebagai katalis. Dan reaksi dimana reaktan berfungsi menganalisis diri sendiri dan terjadi secara berulang-ulang.
2. Dapatkah anda sebutkan reaksi autokatalisis yang lain?
2 KMnO4(aq) + 5 H2C2O(aq) + 3 H2SO4(aq) →
2 MnSO4(aq) + K2SO4 (aq) + 8H2O(l) + 10 CO2(g)

3. Ini adalah reaksi redoks. Tentukan mana reduktor dan oksidator!
Reaksi redoks :
ClO3- + 3HSO3-  Cl- + 3 SO42- + 3H+
(Biru) (kuning)
Reduktor
Oksidator
4. Apa yang saya amati pada antar muka antar lapisan larutan berwarna kuning dan biru?
Jawab :
Dari pengamatan kami antara warna kuning dengan dari reaktan ke produk bahwa larutan yang berwarna biru akan menghasilkan warna kuning,karena HSO3,larutan biru adalah larutan asam, bila dilarutkan dengan ClO4,larutan asam pula maka akan menghasilkan asam pula,jelas terlihat pada hasil reaksi diatas dari larutan SO3 menjadi SO42- mengalami oksidator sedangkan ClO3 menjadi Cl- mengalami reduktor









KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan, dapat kami simpulkan ke-lima Macam Praktikum,yakni :
1. Kelarutan Gas Ammonia
Gas NH3 bersifat mudah larut (bereaksi) dengan air membentuk larutan Amonium Hidroksida, NH4OH (aq) bersifat basa, dan dengan indikator fenolftalein (PP) memberikan warna merah
Untuk pembuktian sifat ini,dipilih indikator PP ini karena titrasi ini merupakan titrasi asam lemah oleh basa kuat yang memiliki titik ekuivalen diatas 7..Indikator PP tidak bewarna dalam suasana asam dan bewarna merah muda dalam suasana basa.
Hidroksida setelah dipanaskan akan memuai, karena memuai suatu massa tertentu, gas ( udara) menempati ruang lebih banyak sehingga kerapatannya menurun .inilah yang menyebabkan gas yang dipanaskan naik ke atas, karena gas bergerak secara acak. pergerakkan gas yang relatif acak dan tidak teratur menyebabkan tekanan.tekanan dari air yang telah di panaskan karena air yang dipanaskan didalam gelas kimia memiliki massa jenis yang lebih kecil daripada air dinggin, karenannya gaya apung ke atas melebihi gaya total kebawah.hal ini berubah terjadi semburan berwarna pink diatas labu.. Pada percobaan terbentuk seperti air mancur karena tekanan gas keseluruh arah ( hukum pascal ). dan naiknya ini karena ada gaya kapilaritas Indikator sebagai zat yang mempunyai warna pink dalam suatu daerah pH. Dan peristiwa naiknya ammonia merupakan salah satu dari perilaku gas itu sendiri.
1. Difusi Gas

2. Dekomposisi katalitik Hidrogen peroksida Membentuk busa
H2O2 yang berwarna bening, dan merupakan oksidator kuat yang mudah beraksi,pada pencampuran, warna larutan menjadi merah muda, karena adanya deterjen merupakan larutan basa, makin tinggi pH (makin basa ), maka laju dekomposisi hidrogen peroksida, H2O2 pun semakin tinggi.
Pada terbentuknya busa diakibatkan Molekul-molekul gas memenuhi gelas kimia, dan adanya tekanan gas menyebabkan molekul-molekul gas itu terpental Keatas gelas kimia.tekanan gas didalam gelas kimia tersebut bertambah besar adanya ion Iodida,I- yang terjadi secara terus berulang-ulang sampai ion iodida yang terbentuk habis. sehingga volume gas berubah dari volume awalnya.tetapi tidak bereaksi secara permanen sehingga disebut katalis.

3. Reaksi Traffic Light
Perubahan warna dari kuning  merah  kuning yang ditimbukan karena gerakkan.hali ini disebabkan karena pada saat digerakkan atau kinetik larutan maka dapat dipastikan keduannya bertumbukkan antar dua partikel antara dua didalam labu ukur tersebut,sehingga semakin gerakkan yang kita lakukkan tumbukkan yang akan terjadi maka laju reaksi bertambah,sehingga larutan ini tiap-tiap digerakkan.tiap-tiap itu pula warnannya berubah
Gambar : menunjuka perubahan warna akibat gerakkan, sebagai berikut :

4. Autokatalitik
hasilnya yang terdapat interface antara warna kuning dan biru, perubaha dimana warna kuning ini dalam pereaksi asam,dan adanya proses autokatalisis, yang berperan sebagai katalis yakni warna ini disebalkan adanya reaksi redoks,reaksinya :
ClO3- + 3HSO3-  Cl- + 3 SO42- + 3H+
(Biru) (kuning)
Reduktor Oksidator
Dimana reaksi diatas berlangsung dalam susana asam, dan terlihat jelas bahwa terjadi perbedaan pH antara reaktan dengan Produk.





















DAFTAR PUSTAKA

Dogra,sk dan dogra,s. 1990. kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta : Universitas Indonesia-press
Drs,HAM,Mulyono.2006.Membuat Reagen Kimia di laboratorium.jakarta:PT Bumi aksara
Lingih,Suardhana,Dkk. 1985. Ringkasan Fisika. Bandung : Ganeca Exact Bandung.
Tim Penyusun.2004. Fisika kelas 3 SMA Semester 1. Klaten : Intan Pariwara.
www.bank.sebarin.com
www.chem-is-try.org\\gas\\kinetikgas.pdf
www.google.com\\teorykatalik.html

KIMIA UNSUR

ALKALI TANAH


SIFAT-SIFAT ALKALI TANAH
Logam alkali tanah yaitu unsur golongan IIAkereaktifannya di bawah alkali, namun dengan 2 elektron valensi (ns2) yang dimilikinya. Logam aslkali tanahpun mudah melepaskan elektronua membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi (+2). Semua logam alkali tanah pada suhu kamar berjudul padat, berwarna putih perak, kecuali berliur yang berupa abu-abu.
Logam alakali tanah diam terdapat dalam bentuk senyawa yang tidak larut didalam tanah.
Adapun warna nyala logam alkali yaitu :
Be : putih
Mg : putih
Ca : Jinggo
Sr : merah tua
Ba : Hujau kekuningan
Alkali tanah jika bereaksi dengan udara, air, hydrogen, klor, dan asam
a. Alkali tanah bereaksi dengan udara
Menghasilkan Mo n2 bila dipanaskan
Dalam keadaan dingin dapat menghasilkan Mo dan m3 m2 dipermukaan.
b. Alkali tanah bereaksi dengan air
Tidak bereaksi
Bereaksi dengan uap air membentuk Mo dan H2
Bereaksi dalam keadaan dingin dalam bentuk M (OH)2 dan H2. masuk kekanan makin bereaktif
c. Alkali tanah bereaksi dengan hydrogen
Tidak bereaksi
M + H2 dan MH2 (hidrida)

d. Alkali tanah dengan klor
M + X2 (dipanaskan) MX2 (Garam)
e. Alkali tanah dengan asam
M + 2H+ M2+ + H2 (g)

Sifat Kimia Alkali Tanah
a. Jika alkali tanah berikatan dengan ion berpalensi -1 (C1-, Pr-, I, No3-) akan mudah larut dalam air, tapi jika berikatatan dengan OH- dan F -, sukar larut dalam air.
Jika berikatan dengan ion berpalensi -2 (Co32-, SO42-, CRO422-) tidak akan larut dalam air kecuali dengan 52-.
b. Unsur alkali tanah mudah teroksidasi sehingga termasuk reduktor kuat, tetapi jika dibandingkan dengan golongan alkali, sifat redoktornya lebih kecil.
c. Kecuali Be, semua unsur golongan alkali tanah jika bereaksi dengan air membentuk bahasa kuat dan H2. Be (S) + 2H+ (aq) → Be2+ (aq) + H2 (g)
d. Sifat khusus grillium (Be) :
Be kurang bereaksi dengan air dan udara
Beo tidak bereaksi dengan air
Beoo larut dalam laurtan bahasa kuat membentuk H2 dan Beo22- (Be (OH)42-).
Becl2 dan BeF2 dalam keadaan cair merupakan pengantar listrik yang buruk.
e. Semua logam alkali tanah bereaksi dengan asam kuat dengan membentuk garam dan gas hydrogen.
M (S) + 2 HCl (Aq) → Mcl2 (Aq) + H2 (g)
f. Senyawa yang berbentuk akan membentuk :
Mg akan membentuk ikatan ion, tetapi dalam senyawa organic membentuk senyawa kopalen, seperti : CH3 MgBr dan Mg (C2H3)2
Be sebagai besar membentuk ikatan kopalen

Kegunaan alkali tanah
Kegunaan belium (Be)
Paduan Be dengan cu menghasilkan logam sekeras baja maka digunakan untuk per/gas dan sambungan listrik.
Logam Be dipake pada tabung sinar X, komponen kreaktor atum dan pembuatan salah satu komponen televise

Kegunaan magnesium (mg)
Logam magnesium digunakan dalam pembuatan logam paduan (alloy) untuk membuat campuran logam yang ringa dan liat yang dapat digunakan pada pemuatan alat-alat ringan, seperti sukucadang pesawat atau alat-alat rumah tangga.
Magnesium sulpat (MgSo4. 7H2O) digunakan untuk pupuk, dan obat-obat dan lampu blitz serta kembang api karena Mg mudah terbakar dan cahayanya putih menyilaukan mata
Magnesium hidrosida (Mg (OH)2 sebagai obat maag dan sebagai bahan pasta gigi.
Kegunaan (Co) calcium
Cao dan Ca (OH)2 digunakan dalam industri baja. CoSo4 sebagai bahan semen
Calcium karbononat (CaCo3) sebagai pelapis kertas
Calcium dihidrigen posfat (Ca (Ch2Po4)2) digunakan sebagai bahan pupuk Co Ocl2 sebagi disinfektan
Gips (CaSo4.2H2O) digunakan dalam bidang kesehatan penderita pada patah tulang dan untuk cetakan gigi

Gegunaan strongsium dan barium (Sr dan Ba)
Senyawa stringsium dan barimum digunakan untuk kembang api karena memberi warna nyala yang bagus dan menarik.
Sr warna nyalanya merah tua dan Be warna nyalanya hijau.
Barium sulfat (Ba So4) untuk membuat foto sinar X
LOGAM ALKALI TANAH
Unsur golongan IIA terdiri dari ribellium, kalsium, stronsium, barium dan radium. Semua logam sangat reaktif,walaupun tidak sereaktif logam golongan IA. Ia dikenal sebagai sebagian logam alkali tanah karena ia merupakan dasar dari oksida, dan karena beberapa campuran memiliki kelarutan yang rendah dalam air. Dan untuk dijadikan defosit mineral di kerak bumi. Setiap logam alkali tanah mempumyai 2 elektron di dalam sub kulit S. hal itu terletak di luar gas mulia. Setiap pergerakan hanya 2+ bagian oksida di dalam campuran dan, dengan pengecualian campuran berellium dan magnesium campuran tersebut sangat ionic. Dalam logam IA mempunyai kesamaan kekuatan diantara semua anggota. Dalam group tersebut. Tetapi diantara satu logam berat – calsium lebih kuat dari radiom mempunyai kesamaan keluar terutama sekali.

Peristiwa dan pembentukan
Diantara kalsium dan magnesium adalah sebagian terbesar unsur yang melimpah di kerak bumi, urutan diantara ke 15 dan ke 16 dilihat dari persen massa. Dia terdapat di beberapa lokasi dengan deposit mineral terbesar dalam variasi komposisi. Seperti contoh gypsum ( CaSo4.2H2O 0 didlam air laut Ca2+ dan Mg2+ adalah kedua konstanta mayor dari beberapa ion di laut, dan Ca2+ ke enam tempat. Kalsium dan magnesium adalah logam alkali tanah yang sebagian besar menghasilkan unsure biologi. Calsium merupakan pondasi tulang hewan, dan tulang ikan mengandung ekstrak Ca2+ dari air laut untuk pembentukan CaCO3.mg sangat penting bagi tumbuh-tumbuhan karena ia merupakan pondasi utama bagi molekul klorofil- yang merupakan substansi penangkapan energi matahari dan memulai rantai makanan biologi.
Sumber utama berillium adalah dalam mineral beryl, Be3AIZ (Sio3)6. merupakan substansi kristal yang sangat cantik, dan mengkilat sangat cocok sebagai zamrud permata dan berwarna biru laut. Stronsium dan barium terbentuk dari sulfat dan karbonat yang tak dapat larut. Radium, meskipun prinsip pembentukannya dari kotoran bijih- bijih uranium. Radium, dia bersifat radioaktif yang dapat merusakan unsur berat. Untuk contoh 226Ra adalah radium isotop yang paling lama hidup dengan waktu paruh 1600 tahun. Dia mempunyai satu produk isotop dari 238U dengan kerusakannya. Hanya berillium dan magnesium yang menghasilkan karena dia tidak reaktif secara cepat dengan air.
Berillium di peroleh dengan cara elekrolisasi dengan melarutkan berellium klorida walaupun sodium klorida di peroleh dengan melarutkan elektron karena BeCL2 merupakan coopalen utama dan sangat miskin conduduktor eliktrik. Selama elektrolisis, logam tak banyak yang aktif, juga menghasilkan produk katoda BeCL2 ( i) Be ( i ) + cl2 ( g)
Magnesium, mineral utama yang mengandung magnesium adalah carnellite, magoesite, dan dolomite, kelipatan magnesium terletak pada larutan kedelapan pada kulit bumi
Kalsium, di temukan dalam kapur, limiston, gfpsum, flourit dan stalaknit mengandung kalsium karbonat. Kelempahan kalsium terletak pada urutan kelima pada kulit bumi
KEBERADAAN UNSUR II A DI ALAM
1. Berillium tidak bereaksi dengan air atau uap air meskipun dalam suhu tinggi.
2. Magnesium bereaksi dengan uap air menghasil magnesium dan hidrogen, magenesium murni memiliki kemampuan bereaksi yang kecil terhadap air dingin.
3. Kalsium, Sronsium dan Barium
Unsur- unsur ini dapat bereaksi dengan air dingin dengan pengadukan kuat menghasilkan hidroksida dan hidrogen.
Persamaan reaksi unsur- unsur ini adalah :
X (s) +2H2O (i)x (OH )2 (ag) +( g)
Hidroksida yang dihasilkan kelarutannya meningkat dari atas ke bawah dalam satu golongan reaksi kimia dengan KR.
Semua logam kecuali berillium membentuk oksida di udara pada temperatur kamar.
4. Semua logam membentuk oksida normal, logam Sr dan Ba dapat membentuk peroksida.
2 Mg ( s) + O2 ( g ) MgO ( s )
5. Semua oksida dalam air bersifat basa, kecuali BeO sedangkan MgO hanya sedikit membentuk hidroksida reaksi dengan oksigen.
Reaksi dengan Oksigen
Logam alkali tanah bereaksi dengan halogen halida ( MX2).
Logam golongan IIA mereduksi gas klor dengan pemanasan membentuk klorida
Semua logam kecuali Br dapat mereduksi H2O dan asam menghasilkan hidrogen.
Logam panas alkali tanah merupakan pereduksi cukup kuat untuk mereduksi gas N2 dan membentuk nitrat.
PERSENYAWAAN UNSUR ALKALI TANAH
Halida alkali tanah umumnya bersifat hidrat. Garam anhidratnya dapat di peroleh dengan pemanasan.
Halida halida dari Mg dan Ca menyerap air dan larut dalam air .
Kelarutan halide dlam air menyusun dari atas ke bawah dalam satu golongan, kecuali flouridanya mempunyai kecendrungan berlawanan.
Semua halide bersifat ionic kecuali berillium
Kalsium klorida anhidrat adalah contoh yang mempunyai kemampuan menyerap air yang kuat sehingga digunakan sebagai penyaring.
Hidroksida hidroksida alkali tanah adalah basa bronsked.
Kalsium hidroksida digunakan untuk uji keasaman gas karbondioksida.
Garam akso garam akso mempunyai rumus Xonm-
Garam akso Mg dan Ca sering berada dalam keadaan terhidratnya
Kecendrungan yang sama juga di jumpai untuk garam MgO4, tetapi MgSo4 larut dalam air sedangkan sisanya sangat tidak larut dalam air.
EKSTRAKSI/ PEMBUATAN UNSUR ALKALI TANAH
Berellium
1. logam berelium dapat di buat dengan ;
reduksi Bef2 dengan Mg atau Ca
elektrilisis Becl 2
2. berelium murni diperoleh dengan elektrolisis Becl2
3. terdapat dalam mineral Beryl, ( Be 3 Al 2 (Sio3) 6 )
4. bila serbuk logamnya di bakar akan bereaksi dengan udara menghasilkan BeO dan Be3N2
5. isolasi berellium dibuat dengan pemanganan mineral beryl dengan sodium hexafluorosilireate, Na2S1f6. pada suhu 700 C menghasilkan berillium flourida yang larut di dalam air, kemudian diendapkan sebagai hidroksidanya Be ( OH)2 dengan penganturan PH hingga 12
6. berillium flourida di reduksi dengan Mg pada suhu 1300C
Magnesium
1. magnesium bereaksi dengan ammonia ( NH3 ) dan gas N2 pada temperatur tinggi membentuk Mg3N2
2. digunakan secara luas untuk konstruksi karena ringan
3. dingunakan untuk membuat Reagen Gringnard
kalsium
1. logam Ca secara komersial di buat dari elektrolisis leburan CaCl2
2. Ca di buat dari CaCO3 dan Hcl2 CaCl juga di peroleh dari hasil samping proses Solway untuk membuat NaCo3
3. dalam skala kecil Ca dapat di buat melalui reduksi of CaO dengan Al atau reduksi CaCl2 dengan logam Na
stransium
1. stronsium tidak pernah ada sebagai unsur berbahaya
2. stronssium lebih lunak di bandingkan kalsium
3. stronsium berwarna keperakan bila ban di potong tapi segera berwarna kekuningan karena terbentuk oksidanya
kesimpulan :
1. alkali tanah
Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
2. kelimpahan di alam daam bentuk :
- beril ( Be3 Al2 (SiO3)6
- CaCO3.MgCO3
- MgSO4. 7H2O (kiserit/ garam inggris0
- Kcl. Mg Cl26H2O ( karnalit)
- Sr CO3 (strontianit )
- BaSO4 (barit )
3. ekstraksi
- pembuatannya dengan metode reduksi dan elektrolisi
4. sifat
- kurang reaktif di banding alkali (IA)
Tetapi titik leleh lebih tinggi dibandingkan golongan alkali.
Warna nyala golongan alkali tanah :
Be (putih) Mg (putih), Ca (merah jingga ), Ba ( hijau) Ra (merah karmin)
5.kegunaan
- berelium (Ba)
Paduan logam agar kuat tapi ringan
Magnesium ( Mg )
Pemberi warna cahaya putih terang, Mg (OH)2 obat Mag,
kalsium (Ca)
pupuk pengembang kue, CaCo3 komponen pembuatan semen, CaSO4 sebagai gypsum
sronsium (si)
kembang api warna merah
barium (Ba)
Ba (NO3)2 kembang berwana hijau
BaSO4 untuk memeriksa saluran pencernaan
Radium (Ra)
Cat nomor pada jam,sebagai Radioaktif untuk
Terapi kankerdan sumber Neuton.
Pembuatan logam alkali tanah
Dengan elekstrolisis leburan garamnya

Contoh :
Ca cl2(i) : Ca 2+ (i) + 2 Cl (i)
Ketode : Ca 2+ (i) +2e Ca (s)
Anoda : 2Cl2(g) +2l
Ca2+(i) +2Cl- (i) Ca(s) + Cl2(i)

Pendahuluan
Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan II A yaitu berlium (Be), magnesium (Mg), kalsium ( Ca ), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra). Dan disebuit logam karena mempunyai sifat alkali atau basa jika di reaksikan dengan air dan istilah tanah karena oksidanya sukar larut dalam air dan banyak di temukan dalam bebatuan di kerak bumi, oleh sebab itu istilah alkali tanah biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur golongan II A.
Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak di temukan dalam bentuk monoatomik, unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen dan logam murni yang ada di udara. Membentuk lapisan luar pada oksigen.
Alkali tanah juga memiliki sifat yang hampir sama dengan unsur golongan IA yakni suatu reduktor, pembentuk basa dan mempunyai warna nyala yang indah sehingga di gunakan sebagai kembang api. Unsur alkali tanah termasuk unsur blok S elektrol terluar (elektron volensi ). Unsur –unsur golongan alkali tanah adalah ns2 . unsur alkali tanah akan mencapai kestabilan dengan cara melepaskan 2 elektron sehingga terbentuk ion bermuatan 2+ seperti golongan IA, kreaktifon unsur alkali tanah berubah sesuai kenaikan nomor atomnya.
Keberadaan Di Alam
Berillium terdapat dalam mineral beryl, Be3A/2 (siO3) 6.
Senyawa –senyawa berillium sangat beracun, khususnya bila terhirup, bilamana menyebabkan degenerasi jaringan paru –paru.
Magnesium, Ca, Sr dan Ba tersebar secara luas dalam mineral-mineral dan di dalam laut. Terdapat kandungan cukup besar dari batu kapur, CaCo3, dolomit, CaCo3, mgco3, dan karnalit, kcl, mgcl2, 6H2O. kelimpahan yang lebih sedikit adalah stronsionit, SrSo4, dan barit, Baso4, semua isotop radium adalah radioaktif.
Jari-jari atom dari alkali tanah lebih kecil dari pada golongan Li-CS sebagai akibat dari bertambahnya muatan inti dan banyaknya elektron ikatan dalam logam sekarang adalah dua, sehingga logam-logam tersebut mempunyai titik leleh dan titik didih serta rapatan yang lebih tinggi. Tedapat pengecualian pada jari-jari atom yang kecil dan entalpiu pengionan serta entalpi penyubliman yang tinggi, energi kisi atau energi hidrosi tidak cukup bagi kasus berillium untuk memisahkan muatan secara tuntas. Jadi baik Bef2 dan Beo menunjukkan bukti adanya sifat kovalen dan senyawaan kovalen dengan ikatan-ikatan pada karbon sangat stabil.
Anggota kedua golongan II A, magnesium, prilakunya adalah antara berillium dengan anggota lain dalam golongan ini yang kimiawinya hampir sepenuhnya bersifat ionik. Ion Mg2+ mempunyai kemampuan kepolaran yang tinggi dan adanya kecendrungan menetapkan keprilaku nonionik. Magnesium membentuk ikatan-ikatan denngan karbon secara mudah, seperti Be ( oH )2 , Mg (oH)2 larut sebagian dalam air sedangkan hidroksida lainnya larut dalam air dan sangat basa.
Kalsium, Sr, Ba, dan Ra membentuk kelompok yang berkaitan secara erat, dimana sifat kimiawi dan fisikanya berubah secara teratur dengan kenaikan ukuran .
Contohnya adalah kenaikan dari Ca ke Ra dalam :
a. sifat keelektropsitifan logam
b. energi hidrosi garamnya
c. ketidak larutan hampir semua garamnya terutama sulfat
d. kestabilan termal dari karbonat dan nitrat.
Karena kemiripan dalam jari-jari, ion-ion +2 dari lantainya yang mirip dengan ion-ion Sr-Ra. Jadi europium, yang membentuk sulfat yang tak larut, kadang-kadang terdapat dalam mineral-mineral golongan II .

Ekstarksi Dari Alkali Tanah
Berikut beberapa ekstraksi alkali tanah dengan air, oksigen, nitrogen dan hologen yaitu sbb :
reaksi logam tanah dengan air
berillium tidak bereaksi dengan air sedangkan logam magnesium bereaksi sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam kalsium, stronsium, Barium dan radium bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi dengan air dingin.
reaksi logam alkali tanah dengan oksigen
pada pemanasan berillium dengan Mg dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida berillium dan Mg yang terbentuk akan menjadi lapisan pelindung pada permukaan logam,
Barium dapat membentuk senyawa peroksida (lao2 ).
2 Mg (s) + O2 (g) 2 MgO (s)
Ba (s) + O2 (s) Bao2 (s).
Pembakaran mg diudara dengan oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat menghasilkan magnesium nitrida (Mg3N2).
reaksi logam alkali tamnah dengan Nitrogen
logam alkali tanah yang terbakar diudara akan membentuk senyawa oksida dan senyawa nitrida dengan demikian nitrogen yang ada diudara bereaksi juga di alkali tanah.
Contoh reaksi : 3Mg (s) + N2 (s) Mg 3 N2 (s)
- Reaksi logam alkali tamah dengan Hologen.
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan Hologen dengan cepat membentuk garam holida kecuali berillium, oleh karena adanya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan elektron hologen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion.
Contoh : Ca (s) + Cl2 (s) CaCl2 (s)
Magnesium di hasilkan dengan beberapa cara sumber yang terpenting adalah batuan dolomit dan air laut, yang mengandung 0,13% Mg. pertama-tam dolomit dikalsinasi menjadi campuran eao/ MgO darimana kalsium akan dihilangkan dengan penukar ion menggunakan air laut. Keseimbangannya disukai karena kelarutan Mg (oH)2 lebih rendah dari pada Ca (oH)2.
Ca (oH)2, Mg (oH)2 + Mg2+ 2Mg (oH)2 + Ca2+
Proses yang paling penting untuk mendapatkan logam adalah
a. elektrolisis leburan campuran holida ( misalnya MgCl2 + Cacl2 + Nocl ) dari mana logam yang paling kurang elektropositif, Mg ditampung .
b. reduksi Mga atau dolomit yang dikalsinasi ( Mg. Cao ) dan yang terkhir di panaskan dengan ferosilikan.
Magnesium berwarna putih keabu-abuan dan mempunyai permukaan pelindung lapisan tipis oksida, jadi ia tidak di serang oleh air meskipun kemungkinan sangat kuat, kecuali berupa amalgam. Meskipun demikian, ia mudah larut dalam asam encer.
Kalsium, Sr, dan Ba dibuat hanya dalam skala kecil melalui reduksi halida dengan Na. unsur-unsur tersebut lunak dan keperakan serta mirip Na dalam kereaktifannya, mskipun kurang reaktif.
Kalsium digunakan untuk merduksi holida-lantanida dan aktinida menjadi logamnya dan untuk pembuatan CaH2, yang merupakan pereduksi yang berguna.
Unsur dan senyawanya
Logamnya, diperoleh dari reduksi Ca atau Mg pada BeCl2, sangat ringan dan digunakan sebagai “ jendela “ dalam peralatan sinar X . penyerapan radiasi elektromagnetik bergantung kepada rapatan elektron dalam bahan dan Be mempunyai daya penghentian yang terendah persatuan ketebalan massa dari seluruh bahan konstruksi.
Logamnya atau hidroksidanya, larut dalam basa kuat menghasilkan ion berillat, (Be ( oH ) 4 )2‑, perilakunya dpat di bandingkan dengan AI dalam AI (oH)3. dalam larutan asam yang lebih kuat dari asam non pengompleks, ion akuanya adalah (Be (oH2)4 )2+. Larutan-larutan garam Be adalah asam, sehubungan dengan hidrolisis, dimana reaksi awalnya:
(Be (H2O)4)2+ = (Be (H2O)3 oH)+H+
Berillium florida membentuk rantai panjang dalam kristal, senyawaan ini dan metil (Be (CH3)2)n yang sama terbelah oleh molekul donor menghasilkan kompleks seperti BeCl2 (oR2)2. perilaku asam lewis juga khas bagi holida dan alkil Mg,Zn, dan AI.
Magnesium oksida relatif insert, khususnya setelah pembakaran pada suhu tinggi, tetapi oksida-oksida lainnya bereaksi dengan H2o sambil mengeluarkan panas, menghasilkan hidroksida dari larutan Mg2+, merupakan basa yang lebih lemah dari pada hidroksida-hidroksida Ca-Ra. Meskipun tidak mempunyai sifat asam dan tidak seperti Be (oH)2. tidak larut dengan hidroksida berlebih.
Senyawaan lain, logam-logam seperti alkali bereaksi dengan banyak unsur lain, senyawaan seperti fosfida, silisida atau sulfida sangat ionik dan terhidrolisis dalam air.
Holida-holida dan magnesium dan kalsium mudah menyerap air, kemampuan untuk membentuk hidrat, seperti juga kelarutannya dalam air dengan naiknya ukuran, dan holida-holida Sr,Ba, dan Ra biasanya anhidrat.

KIMIA INTI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita telah mengetahui bahwa atom terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang beredar mengitarinya. Reaksi kimia biasa (seperti reaksi pembakaran dan penggaraman), hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron pada kulit terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang menyangkut perubahan pada inti disebut reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus=inti).
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun,inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa.
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai (bukan tujuan militer) baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber tenaga dan pemanfaatannya dalam bidang kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1)
1.3 Tujuan

BAB II
KAJIAN FUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Definisi kimia inti
Kimia inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom. Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti.
Dimukakan bawa atom trdiri dari inti yang mngandung proton dan neutron. Inti dapat diubah scara tidak sepontan melalui reaksi inti
a) Nuklida
Dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan dalam inti atom yang beraksi,tetapi perubahan inti dapat mempengaruhui reaksi kimia,oleh sebab itu,dalam memplajari kimia perlu memahami tentang inti dan perubahannya,sifat inti dan perubahan yang dialaminya merupakan pokok pembahsan kimia inti,perubahan ini menghasilkan unsur baru dan energi yang besar,yang keduannya dapat digunakan untuk keperluan manusia
Inti atom mngandung dua jenis partikl dasar yaitu proton (berrmuatan positif) dan nutron (tidak bermuatan).kduannya itu disbut nukleon,tampa membedakan apakah itu proton ataukah neutron,suatu inti yang mempunyai jumlah nulkleon tertentu disebut nuklida,yaitu atom tampa elektron pada kulit-kulitnya
Suatu nullitida dapat dinyatakan dengan lambang unsur yang dilengkapi nomor massa (jumlah nulkeon), sedangkan nomor atom boleh ditulis atau tidak,karna dapat dilihat pada sistem periodik,sebagai contoh nuklida :
1H1 8 O 16 11 Na 23 92 U 235
dapat dituliskan : H1 O 16 Na 23 U 235
jumlah proton suatu proton suatu nuliida dilamabangkan dwngan Zm dan jumlah neutron dengan n,sedangkan jumlah nukleon dengan A,dengan hubungan N = A – Z.
Dalam sistm periodik terlihat bahwa unsur alami ( yang terdapat dialam) hanya 90 buah dan ditambahkan belasan unsur buatan,tetapi jumlah nuklida tlah diketahui lebih dari 200 buah. Dua nuklida atau lbih dapat mmpunyai ksamaan 9 iso ) yaitu isotop.isobar,dan isomer
Isotop adalah dua nulida atau lbih yang brnomor atom ( Z) sama,contohnya isotop hidrogen dan natrium :
dan Na
Isobar adalah nuklida yang bernomor massa sama,contonya

Isoton adalah nuklida yang jumlah nutronnya sama,contohnya

Isomer adalah nuklida yang sama A,Z,dan N-nya, ttapi tingkat enrginya berbeda,contohnya

Yang memakai tanda bintang (*) menunjukan nuklida bernrgi tinggi (kadaan trksitas) dan cndrung brubah menjadi normal (tidak brbitang
Ditinjau dari perubahan yang dialaminya),nuklida ada yang stabil dan ada yang tidak.nulida yang stabil,bila tidak mengalami prubahan selama 10-21 tahun atau lebih, sedangkan yang tidak stabil brunah spontan mnjadi nuklida lain yang lebih stabil,perubahan itu selalu diikiti oleh plpasan ( peluruhan) partikel dalam bntuk sinar ( radiasi),sinar yang dipancarkan disbut sinar radioaktif.sedankan unsurnya disebur unsur radioaktif
X Y + sinar radioaktif
Radiokatif ( tidak stabil ) stabil

Contohnya :

2.1.2. Sifat Inti
Setiap inti atom mmpunyai ukuran,bntuk,massa dan enrgi trtentu.
a) Ukuran inti
Ukuran inti mula-mula di kemukakan olh rutherford dari hasil prcobaan penghamburan sinar alfa . jari-jari atom mnurut perhitungannya skitar 10-12 cm. Kmudian dengan cara yang lebih tliti dapat diktahui jari-jari sejumlah nuklida. Trnyata ukuran inti bergantung pada jumlah nuklon dngan Rumus
R = Ro A1/3
Dengan R = jar-jari inti,ro = ttapan (1,33 x 10 -13 cm ) dan A =nuklon
b) Bentuk inti
Bntuk pnybatan proton dapat ditliti dari gaya tarik coulomb antara proton dalam inti dengan lektron yang mngilinginya.inti yang tidak bulat memenpunyai momen kuadrupol listrik yang merupakan gaya tambahan kpada gaya Coulomb. Nilai momen kuadrupol listrik yang kecil sekali dapat diktahui dalam inti dengan cara trtntu,ttapi tidak dikemeukakan disini
Hasil pnylidikan mnunjukan bahwa hanya sdikit sekali nuklida yang menpunyai momn kuadrupol nol (brbentuk bola) yaitu :
1H 8 O 20 Ca 28 Ni 82 Pb
Inti yang jumlah protonnya mendekati salah satu angka tertsebut akan brbntuk hamp[ir sepri bola,sedangkan kebanyakan inti mmpunyai nilai momen kuadrupol yang besar,berarti mempunyai bntuk lonjong atau cakram
c) Massa inti
Massa partikl matri dapat ditentukan dengan spektrokopi massa dengan satuan amu ( atomic mass unit) yang difenisikan sebagai 1/12 massa atom 12 C. Hasil pngikuran yang crmat trhadap parile dasr keadaan diam adalah :
Massa nutron (n) = 1,0086650 amu
Massa proton (p+) = 1,0072765 amu
Massa elektron (e-) = 1,0054858 amu
Adapun massa beberapa atom

Jika kita bandingkan ternyata hasil perhitungan selalu lebih besar daripada hasil pengukuran,itu karna bukan karna kesalahan pengukuran,ttapi mrupaan kenyataan bahwa massa partikl berkurang bila bergabung membentuk atom. Kekuragan itu disebut kehilanagn massa
d) Energi ikat inti
Menurut hukum kkalan massa,tidak mungkin massa hilang begitu saja. Yang mungkin hanyalah massa itu telah brubah mnjadi energi ikat,yaitu energi yang diprlukan untuk mengurangi suatu inti mnjadi nukleonnya yang bebas,halmini sesuai dengan hukum persamaan hukum enstein “bahwa masssa dapat diubah menjadi energi. Energi 1 amu adalah
E = m c 2
= (1,6606 x 10 -22 kg) x (2,9979 x 10 8 ms-1)
= 1,4924 x 10-10 J
1 amu = 1,4924 x 10-10 J
Gelombang elektromagnet yang biasa terlibat dalam reaksi inti adalah γ (gamma) dengan massa 0 dan muatan 0.
Perbandingan antara reaksi kimia dan reaksi inti
No
Reaksi kimia
Reaksi Inti
1 Atom diubah susunannya melalui pemutusan dan pembentukan ikatan
Unsur (atau isotop dari unsur yang sama) dikonversi dari unsur yang satu ke lainnya
2 Hanya elektron dalam orbital atom atau molekul yang terlibat dalam pemutusan dan pembentukan ikatan
Proton, neutron, elektron dan partikel dasar lain dapat saja terlibat
3 Reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi yang relatif kecil
Reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi yang sangat besar
4 Laju reaksi dipengaruhi oleh suhu, tekanan, katalis dan konsentrasi
Laju reaksi biasanya tidak dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan katalis
Aturan dalam penyetaraan reaksi inti;
1. Jumlah total proton ditambah neutron dalam produk dan reaktan harus sama (kekekalan nomor massa)
2. Jumlah total muatan inti dalam produk dan reaktan harus sama (kekekalan nomor atom)
2.1.3. Kestabilan Inti
Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan. Namun, ada beberapa petunjuk empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan yang bersifat radioaktif/tidak stabil, yaitu:
1. Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil
2. Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah neutron genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan neutron ganjil
3. Bilangan sakti (magic numbers)
Nuklida yang memiliki neutron dan proton sebanyak bilangan sakti umumnya lebih stabil terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif.
Bilangan tersebut adalah :
Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82.
Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas mulia yang sangat stabil.
4. Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton
Teori pasangan nukleon
Nullida yang tidak stabil akan selalu meluruh. ( memancarkan partikel) untuk mencapai kestabilan agar energi ikat rata-rata nuklonnya brtambah.enrgi rata-rata itu berbeda antara satu nuklida dengan yang lainnya. Yang menarik adalah adanya puncak-puncak pada 4 He,12C.16O.10Ne dan 24 mg. Berrati nuklida trsbut mempunyai nrgi ikat rat-rata lebih besar daripada nuklida didekatnya.dengan meperhatikan nukleonnya,4H (2p-2n).12c (60p-6n),160 O ( 8p-8n) dan seterusnya,mempunyai proton dan neutron genap
Dengan kata lain.kestabilan inti ditntukanolh genap atau ganjilnya proton dan nutron.ini didukung olh fakta bahwa lbih dari stngah jumlah nuklida yang stabil mmpunyai proton dan nutron gnap,

.fakta ini menunjukan bahwa dalam inti terjadi pasangan proton-proton (p-p),nutron-neutron
2.1.4. Pita Kestabilan
Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam berbagai isotop yang disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton, agar sama dengan perbandingan pada pita kestabilan. Kebanyakan unsur radioaktif terletak di luar pita ini.

1. Di atas pita kestabilan, Z <>
Untuk mencapai kestabilan :
inti memancarkan (emisi) neutron atau memancarkan partikel beta
2. Di atas pita kestabilan dengan Z > 83, terjadi kelebihan neutron dan proton
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan partikel alfa
3. Di bawah pita kestabilan, Z <>
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan positron atau menangkap elektron
2.1.5. Energi Pengikat Inti
Satu ukuran kuantitatif dari stabilitas inti adalah energi ikatan inti (nuclear binding energy, yaitu energi yang diperlukan untuk memecah inti menjadi komponen-komponennya, proton dan neutron. Kuantitas ini menyatakan konversi massa menjadi energi yang terjadi selama berlangsungnya reaksi inti eksotermik yang menghasilkan pembentukan inti .
Konsep energi ikatan berkembang dari kajian sifat-sifat inti yang menunjukkan bahwa massa inti selalu lebih rendah dibandingkan jumlah massa nukleon.
Contoh : isotop fluorine (F), intinya memiliki 9 proton, 9 elektron dan 10 neutron dengan massa atom yang terukur sebesar 18, 9984 sma.
Analisis perhitungan teoritis massa atom F:
Massa atom = (9 x massa proton) +(9 x massa elektron) + (10 x massa neutron)
= (9 x 1,00728 sma) + ( 9 x 0,000549 sma) + (10 x 1,00867)
= 19, 15708 sma
Harga massa atom F berdasarkan perhitungan ternyata lebih besar dibandingkan dengan massa atom terukur, dengan kelebihan massa sebesar 0,1578 sma.
Selisih antara massa atom dan jumlah massa dari proton, elektron dan neutron disebut cacat massa (mass defect).
Menurut teori relativitas, kehilangan massa muncul sebagai energi (kalor) yang dilepas ke lingkungan. Banyaknya energi yang dilepas dapat ditentukan berdasarkan hubungan kesetaraan massa-energi Einstein ( E = m c2).
ΔE = Δm c2
Dengan faktor konversi : 1 kg = 6,022 x 1026 sma
1 J = 1 kg m2/s2
Untuk atom F tersebut:
ΔE =( -0,1578 sma) (3x 108 m/s)2
= (-1,43 x 1016 sma m2/s2) x (1 kg/6,022 x 1026 sma) x (1 J/1 kg m2s2)
= -2,37 x 10-11 J
Ini merupakan banyaknya energi yang dilepas bila satu inti fluorin-19 dibentuk dari 9 proton dan 10 neutron. Energi yang diperlukan untuk menguraikan inti menjadi proton dan neutron yang terpisah adalah sebesar -2,37 x 10-11 J. Untuk pembentukan 1 mol inti fluorin, energi yang dilepaskan adalah:
ΔE = (-2,37 x 10-11 J) (6,022 x 1023/mol)
= -1,43 x 1013 J/mol
Dengan demikian, energi ikatan inti adalah 1,43 x 1013 J/mol untuk 1 mol inti fluorin-19, yang merupakan kuantitas yang sangat besar bila dibandingkan dengan entalpi reaksi kimia biasa yang hanya sekitar 200 kJ.
2.1.6. Transmutasi Inti
Pada tahun 1919, Rutherford berhasil menembak gas nitrogen dengan partikel alfa dan menghasilkan hidrogen dan oksigen. Reaksi ini merupakan transmutasi buatan pertama, yaitu perubahan satu unsur menjadi unsur lain. Coba tuliskan reaksinya!
Pada tahun 1934, Irene Joliot-Curie, berhasil membuat atom fosfor yang bersifat radioaktif dengan menembakkan aluminium dengan sinar alfa yang berasal dari polonium.
Beberapa contoh reaksi inti:
1) Penembakan atom litium-7 dengan proton menghasilkan 2 atom helium-4
2) Penembakan nitrogen-14 dengan neutron menghasilkan karbon-14 dan hidrogen
3) Penembakan aluminium-27 dengan proton menghasilkan magnesium-24 dan helium-4
2.1.7. Fisi Inti
Fisi inti (nuclear fission) /reaksi fisi adalah proses di mana suatu inti berat (nomor massa >200) membelah diri membentuk inti-inti yang lebih kecil dengan massa menengah dan satu atau lebih neutron. Karena inti berat kurang stabil dibandingkan produknya, proses ini melepaskan banyak energi.
Reaksi fisi uranium-235:
Sebagai contoh adalah energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram uranium-235 adalah ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada pembakaran 500 ton batubara.
Selain besarnya jumlah energi yang besar, ciri penting dari fisi uranium-235 adalah adanya kenyataan bahwa lebih banyak neutron yang dihasilkan dibandingkan dengan yang semula ditangkap dalam prosesnya. Sifat ini memungkinkan berlangsungnya reaksi rantai inti, yaitu serangkaian reaksi fisi yang dapat berlangsung sendiri tanpa bantuan. Neutron yang dihasilkan selama tahap awal dari fisi dapat mengakibatkan terjadinya fisi dalam inti uranium-235 lain, yang selanjutnya menghasilkan neutron lebih banyak dan seterusnya. Dalam waktu kurang dari satu detik, reaksi dapat menjadi tak terkendali, membebaskan banyak sekali kalor ke lingkungan. Agar reaksi rantai terjadi, harus ada cukup uranium-235 dalam sampel untuk menangkap neutron, sehingga dikenal istilah massa kritis, yaitu massa minimum material terfisikan yang diperlukan untuk membangkitkan reaksi rantai inti yang dapat berlangsung sendiri.
2.1.8. Aplikasi Fisi Inti
Bom Atom
Penerapan pertamakali fisi inti ialah dalam pengembangan bom atom. Faktor krusial dalam rancangan bom ini adalah penentuan massa kritis untuk bom itu. Satu bom atom yang kecil setara dengan 20.000 ton TNT. Massa kritis suatu bom atom biasanya dibentuk dengan menggunakan bahan peledak konvensional seperti TNT tersebut, untuk memaksa bagian-bagian terfisikan menjadi bersatu. Bahan yang pertama diledakkan adalah TNT, sehingga ledakan akan mendorong bagian-bagian yang terfisikan untuk bersama-sama membentuk jumlah yang lebih besar dibandingkan massa kritis.
Uranium-235 adalah bahan terfisikan dalam bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan plutonium-239 digunakan dalam bom yang meledak di Nagasaki.
Reaktor Nuklir
Suatu penerapan damai tetapi kontroversial dari fisi inti adalah pembangkitan listrik menggunakan kalor yang dihasilkan dari reaksi rantai terbatas yang dilakukan dalam suatu reaktor nuklir. Ada 3 jenis reaktor nuklir yang dikenal, yaitu:
a. Reaktor air ringan. Menggunakan air ringan (H2O) sebagai moderator (zat yang dapat mengurangi energi kinetik neutron).
b. Reaktor air berat. Menggunakan D2O sebagai moderator.
c. Reaktor Pembiak (Breeder Reactor). Menggunakan bahan bakar uranium, tetapi tidak seperti reaktor nuklir konvensional, reaktor ini menghasilkan bahan terfisikan lebih banyak daripada yang digunakan.
2.1.9. Fusi Inti
Fusi inti (nuclear fusion) atau reaksi fusi adalah proses penggabungan inti kecil menjadi inti yang lebih besar. Reaksi ini relatif terbebas dari masalah pembuangan limbah.
Dasar bagi penelitian pemakaian fusi inti untuk produksi energi adalah perilaku yang diperlihatkan jika dua inti ringan bergabung atau berfusi membentuk inti yang lebih besar dan lebih stabil, banyak energi yang akan dilepas selama prosesnya.
Fusi inti yang terus-menerus terjadi di matahari yang terutama tersusun atas hidrogen dan helium.
Reaksi fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat tinggi sehingga reaksi ini sering dinamakan reaksi termonuklir. Suhu di bagian dalam matahari mencapai 15 jutaoC!!!!!!
Aplikasi Fusi Inti yang telah dikembangkan adalah bom hidrogen.

2.2. Definisi Radiokimia
Pada tahun 1986,Henri becquerel mlaporkan bahwa senyawa kalium uranil sulfat,K2UO2(SO4)2 memencarkan sinar yang dapat mngitamkan film foto dalam ruang glap,sinar itu mmpunyai sifat mirip dengan sinar X. Kmudian Mme curie dan G.C. schmidt juga mnmukan sinar yang sama pada logam uranium. Setlah itu cirie dan rekan=rekannya juga mnmukan sinar yang mirip pada unsur polonium dan radium. Karena sinar itu mmpunyai nrgi yang bsar atau mudah bereaksi maka disebut snar radioaktifmsdangkan unsurnya disbut unsur radoaktif
Sinar radiaktof berasal dari inti atom,sedangkan sinar X dari perpindahan elktron pada kulit atom.adanya unsur yang radioaktf ,sepri U,Po, dan ra diatas, mrupakan bukti bahwa dialam trdapat inti atom tyang tidak ( blum) stabil dan cnderung mencapai kestabilan.
Penemuan keradioaktifan
Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katode mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas hitam. Karena belum mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah suatu radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan berkecepatan tinggi (yaitu sinar katode dengan suatu materi (anode). Sekarang sinar X disebut juga sinar rontgen dan digunakan untuk rongent yaitu untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam.
Penemuan sinar X membuat Henry Becguerel tertarik untuk meneliti zat yang bersifat fluorensensi, yaitu zat yang dapat bercahaya setelah terlebih dahulu mendapat radiasi (disinari), Becquerel menduga bahwa sinar yang dipancarkan oleh zat seperti itu seperti sinar X. Secara kebetulan, Becquerel meneliti batuan uranium. Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan uranium dapat menghitamkan film potret yang masih terbungkus kertas hitam. Akan tetapi, Becqueret menemukan bahwa batuan uranium memancarkan sinar berdaya tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu. Penemuan ini terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala semacam itu, yaitu pemancaran radiasi secara spontan, disebut keradioaktifan, dan zat yang bersifat radioaktif disebut zat radioaktif.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898, Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang berarti bersinar).
Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioi isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
Radiokimia mempelajari penggunaan teknik-teknik kimia dalam mengkaji zat radioaktif dan pengaruh kimiawi dari radiasi zat radioaktif tersebut.
Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran partikel dan atau radiasi elektromagnetik oleh inti yang tidak stabil secara spontan .
Semua unsur yang memiliki nomor atom lebih besar dari 83 adalah radioaktif.
Peluruhan radioaktif terjadi melalui pemancaran partikel dasar secara spontan.
Contoh: polonium-210 meluruh spontan menjadi timbal-206 dengan memancarkan sebuah partikel α
Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti oleh neutron, proton, atau inti lain.
Contoh: konversi nitrogen-14 atmosfer menjadi karbon-14 dan hidrogen
Nukleon : partikel-partikel penyusun inti, yaitu proton dan neutron
Nuklida : suatu spesies nuklir tertentu, dengan lambang:
Z = nomor atom
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
N = neutron, biasanya tidak ditulis karena N = A-Z
Isotop : kelompok nuklida dengan nomor atom sama
Isobar : kelompok nuklida dengan nomor massa sama
Isoton : kelompok nuklida dengan neutron sama
2.2.1. Radioaktivitas Alami
Disintegrasi inti radioaktif sering merupakan awal dari deret peluruhan radioaktif, yaitu rangkaian reaksi inti yang akhirnya menghasilkan pembentukan isotop stabil. Misalnya adalah deret peluruhan uranium-238 hingga menghasilkan timbal-206 yang stabil.
Jenis-jenis peluruhan radioaktif meliputi; peluruhan(pemancaran) alfa, peluruhan negatron, peluruhan positron, penangkapan elektron, peluruhan gamma, pemancaran neutron, pemancaran neutron terlambat dan pembelahan spontan.
Pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklida-nuklida yang sangat besar dan membelah secara spontan menjadi dua nuklida yang massanya berbeda, misal Cf-254 membelah spontan menjadi Mo-108 dan Ba-142 dengan memancarkan 4 neutron.
2.2.2. Sinar-sinar Radioaktif
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.
a. Sinar alfa ( α )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium 4 2
b. Sinar beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi 0-1e. Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
c. Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi 00y. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik.
2.2.3. Kinetika Peluruhan Radioaktif
Semua peluruhan radioaktif mengikuti kinetika orde pertama, sehingga laju peluruhan radioaktif pada setiap waktu t adalah:
Laju peluruhan pada waktu t = λN
λ = konstanta laju orde pertama
N = banyaknya inti radioaktif pada waktu t
ln Nt/N0 = - λt
dengan waktu paruh : t1/2 = 0,693/λ
2.2.4. Keaktifan (A)
Keaktifan suatu cuplikan radioaktif dinyatakan sebagai jumlah disintegrasi(peluruhan) per satuan waktu. Keaktifan tidak lain adalah laju peluruhan dan berbanding lurus dengan jumlah atom yang ada.
A = λ N
Satuan keaktifan adalah Curie (Ci) yang didefinisikan sebagai keaktifan dari 3,7 x 1010 disintegrasi per detik.
Satuan SI untuk keaktifan adalah becquerel dengan lambang Bq
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
Keaktifan jenis adalah jumlah disintegrasi per satuan waktu per gram bahan radioaktif.
2.2.5. Dosis Radiasi
Untuk menyatakan jumlah atau dosis radiasi yang diserap oleh zat-zat ditetapkan satuan untuk dosis. Di Amerika, satuan dosis yang umum adalah rad dengan lambang rd.
Satu rad setara dengan penyerapan 10-5 J per gram jaringan.
Satuan SI untuk dosis adalah gray dengan lambang Gy. Satu gray setara dengan energi sebanyak 1 joule yang diserap oleh setiap kg zat.
Radiasi neutron lebih berbahaya dari radiasi beta dengan energi dan intensitas yang sama. Untuk membedakan pengaruh radiasi digunakan satuan rem (radiation equivalen of man).
Satu rad sinar alfa lebih merusak daripada satu rad sinar beta. Oleh karena itu rad biasanya dikalikan dengan faktor yang mengukur kerusakan biologi relatif yang disebabkan oleh radiasi. Faktor ini disebut RBE (Relative Biologycal Effetiveness of Radiation). Hasil kali rad dan RBE menghasilkan dosis efektif yang disebut rem (Rontgen Equivalent for Man).
Satu rem suatu macam radiasi akan menghasilkan pengaruh biologi yang sama.
Contoh:
Dosis 0 – 20 rem pengaruh kliniknya tidak terdeteksi , dosis 20-50 sedikit pengaruh pengurangan sementara butir darah putih, dosis 100-200 terdapat pengaruh banyak pengurangan butir darah putih dan pada dosis lebih dari 500 rem dapat menyebabkan kematian.
2.2.6. Penggunaan Radioisotop
Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif. Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia yang sama.
Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan sebagai sumber radiasi /sumber sinar.
Berikut beberapa contoh penggunaan radioisotop dalam berbagai bidang:
1. Bidang kimia
Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi kimia seperti esterifikasi dan fotosintesis.
Penetapan struktur senyawa kimia seperti ion tiosulfat.
Analisis pengenceran isotop dan analisis pengaktifan neutron (dalam bidang perminyakan, pengendalian polusi, obat-obatan, geologi, elektronika, kriminologi, oseanografi dan arkeologi).
2. Bidang kedokteran
Isotop natrium-24 digunakan untuk mengikuti peredaran darah dalam tubuh manusia , mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid dengan isotop I-131, menentukan tempat tumor otak dengan radioisotop fosfor, Fe-59 untuk mengukur laju pembentukan sel darah merah. Kobalt-60 digunakan untuk pengobatan kanker, teknetium-99 untuk alat diagnostik gambaran jantung, hati dan paru-paru pasien.
3. Bidang pertanian
Radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul dan radiisotop fosfor untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman.
4. Bidang Industri
Untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam dalam tanah atau beton, menentukan keausan atau keroposan yang terjadi pada bagian pengelasan antar logam,
5. Penentuan umur batuan atau fosil
enggunaan radioisotop baik sebagai perunut maupun sebagai sumber radiasi (lihat Bab 8), memerlukan beberapa perhatian khusus, disebabkan oleh adanya bahaya terhadap radiasi yang dipancarkan. Kontaminasi radiasi, selain dapat merupakan bahaya terhadap para pekerja, dapat pula menimbulkan kenaikan aktivitas radiasi latar belakang, yang menimbulkan persoalan pada pencacahan serta menimbulkan keraguan terhadap kebenaran hasil yang diperoleh. Berdasarkan hal ini, maka harus diberikan perhatian istimewa terhadap sifat bahan yang digunakan untuk lantai, meja kerja, bak cuci, ventilasi dinding dan lain-lain, serta cara kerja dalam laboratorium. Hal ini akan dibahas dalam Pasal 6.2 dengan judul Fisika Kesehatan.
Bergantung pada soal yang dihadapi, urutan pekerjaan radiokimia dapat meliputi sebagian ataupun semua langkah berikut :
1). Mereaksikan, misalnya menyiapkan dan menembaki dengan neutron dalam analisis aktivasi, menambahkan isotop perunut dalam analisis pengenceran isotop dan pada penggunaan perunut yang lain, menandai suatu molekul dengan radioisotop, ataupun menyiapkan dan menyinari zat dalam penelitian mengenai pengaruh radiasi terhadap suatu sistem.
2). Melarutkan dan memisahkan komponen sistem yang hendak diteliti lebih lanjut. Persoalan ini lebih sering jika yang akan dicacah ialah sinar beta. Pada pencacahan gamma seringkali langkah ini dilampaui.
3). Menyiapkan sumber untuk pencacahan zat radioaktif yang hendak ditentukan. Cara serta bentuk sumber harus disesuaikan dengan alat pencacah yang akan digunakan.
4). Pencacahan untuk menentukan aktivitas. Secara ideal alat serta cara pencacahan ini harus disesuaikan dengan jenis persoalan yang dihadapi.
5). Interpretasi hasil pengukuran dan pencacahan. Langkah ini seringkali merupakan inti persoalan. Seringkali segala pekerjaan dalam langkah 1 sampai 4 tidak akan berarti jika seorang pekerja tidak dapat mengadakan interpretasi tepat mengenai hasil yang diperoleh. Termasuk dalam langkah ini ialah meneliti batas kemampuan serta kekurangan penggunaan radioisotop.
Cara pemisahan akan dibicarakan tersendiri dalam bab berikut. Di antara persoalan mengenai cara mereaksikan yang akan dibicarakan dalam bab ini hanyalah persiapan iradiasi dan cara iradiasi dalam reaktor, sedang cara penandaan molekul
dan iradiasi untuk meneliti pengaruh radiasi akan dibahas tersendiri dalam bab terakhir, yakni Bab 10.
Cara menyiapkan sumber akan dibicarakan bersama-sama dengan cara persiapan iradiasi dalam reaktor, dalam Bab 6.4, yang diberi judul persiapan sebelum pencacahan. Cara serta soal pencacahan diuraikan dalam Bab 6.5.
Mengenai interpretasi umumnya persoalan ini erat hubungannya dengan tujuan penelitian dan lebih merupakan persoalan khas tiap bidang yang menggunakan radiosiotop. Dalam hal ini hanya akan dibahas batas kemampuan penggunaan radioisotop, dan akan diuraikan dalam Bab 6.3 mendahului langkah yang lain…..
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop digunakan sebagai perunut dan sumber radiasi
Dewasa ini, penggunaan radioisotop untuk maksud-maksud damai (untuk kesejahteraan umat manusia) berkembang dengan pesat. Pusat listrik tenaga nuklir (PLTN) adalah salah satu contoh yang sangat populer. PLTN ini memanfaatkan efek panas yang dihasilkan reaksi inti suatu radioisotop , misalnya U-235. Selain untuk PLTN, radioisotop juga telah digunakan dalam berbagai bidang misalnya industri, teknik, pertanian, kedokteran, ilmu pengetahuan, hidrologi, dan lain-lain.
Pada bab ini kita akan membahas dua penggunaan radioistop, yaitu sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikataan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kirnia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk. Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis: efek kimia, maupun efek biologi. Oleh karena itu, sebelum membahas pengunaan radioisotop kita akan mengupas terlebih dahulu tentang satuan radiasi dan pengaruh radiasi terhadap materi dan mahluk hidup.
4.1 Satuan Radiasi
Berbagai satuan digunakan untuk menyatakan intensitas atau jumlah radiasi bergantung pada jenis yang diukur.
1. Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)
Curie dan Bequerrel adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu. Dalam sistem satuan SI, keaktifan dinyatakan dalam Bq. Satu Bq sama dengan satu disintegrasi per sekon.
1Bq = 1 dps
dps = disintegrasi per sekon
Satuan lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang setara dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.1010 dps.
1Ci = 3,7.1010 dps = 3,7.1010 Bq
2. Gray (gy) dan Rad (Rd)
Gray dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah (dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi. Rad adalah singkatan dari 11 radiation absorbed dose. Dalam sistem satuan SI, dosis dinyatakan dengan Gray (Gy). Satu Gray adalah absorbsi 1 joule per kilogram materi.

1 Gy = 1 J/kg
Satu rad adalah absorbsi 10-3 joule energi/gram jaringan.
1 Rd = 10-3 J/g
Hubungan grey dengan fad
1 Gy = 100 rd
3. Rem
Daya perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja bergantung pada dosis tetapi juga pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron, sebagai contoh, lebih berbahaya daripada sinar beta dengan dosis dan intensitas yang sama. Rem adalah satuan dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk hidup (rem adalah singkatan dari radiation equiwlen for man)
4.2. Pengaruh Radiasi pada Materi
Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui. Dampak yang ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau pemutusan ikatan kimia. Ionisasi: dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital dari atom atau molekul zat yang dilalui sehinga terbentuk ion positip dan elektron terion.
Eksitasi: dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Pemutusan Ikatan Kimia: radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif rnempunyai energi yang dapat mernutuskan ikatan-ikatan kimia.
4.3. Pengaruh Radiasi pada mahluk hidup
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.
Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai kegiatan seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal disekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam batas aman.
4.4. Radioaktif Sebagai Perunut.
Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau
A. Bidang kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit al:teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung
1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tsb.
Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
B. Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan afditif pada mesin selama mesin bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.
C. Bidang Hidrologi.
1.Mempelajari kecepatan aliran sungai.
2.Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
D. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
4. 5. Radioisotop sebagai sumber radiasi.
A. Bidang Kedokteran
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.

B. Bidang pertanian.
1) Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
C. Bidang Industri
1) Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam,
2) Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3) Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.



DAFTAR PUSTAKA

Bayani.Faizul.S.pd,M.pd.2010. Kimia inti dan radiasi “Radio kimia”. Mataram.IKIP Mataram
Http:\\chem-is-try.org\kimia intidanradiokimia\
Syukri1999.Kimia Dasar 3.Bandung.ITB
www.blokspot.com
www.google.com
www.imamahmadi.wordfress.com